BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1. Kerangka Teori
2.1.1 Definisi E-Commerce
Electronic
Commerce ( e-commerce ) merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat
seiring dengan kehadiran internet dalam kehidupan kita. Banyak orang
mendapatkan manfaat kemudahan berbisnis melalui media internet.
Electronic
Commerce ( e-commerce ) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai
proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web atau proses jual-beli
atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk
internet ( M. Suyanto, 2003 ; 11). Ada beberapa definisi e-commerce yang dapat
dilihat dari beberapa perspektif yaitu sebagai berikut :
(
M. Suyanto, 2003;11) Perspektif Komunikasi e-commerce merupakan pengiriman
informasi, produk / layanan, atau melalui lini telepon, jaringan computer atau
sarana elektronik lainnya. Perspektif Proses Bisnis e-commerce merupakan aplikasi
teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan. Perspektif
Layanan e-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan
perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika
meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan. Perspektif Online e-commerce
berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa
online lainnya.
E-commerce
merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses yang menghubungkan
perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan
barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik (Onno W.
Purbo, 2000).
E-commerce
merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas dalam berbisnis dengan memanfaatkan teknologi
informasi untuk meningkatkan kualitas dari produk / service dan informasi serta
mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan sehingga harga dari produk atau
pelayanan dan informasi tersebut dapat ditekan sedemikian rupa tanpa mengurangi
kualitas yang ada (Budi Rahardjo, 2000).
Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa e-commerce merupakan
segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan barang atau jasa (trade of
goods and service) dengan menggunakan media elektronik. Serta proses pembelian
dan penjualan jasa atau produk antara dua belah pihak melalui internet (Commerce
net) dan sejenis mekanisme bisnis elektronik dengan fokus pada transaksi bisnis
berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran barang
atau jasa antar instansi atau individu dengan instansi.
E-commerce
digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan, atau antara
perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan publik. Jika
diklasifikasikan, sistem e-commerce terbagi menjadi tiga aplikasi (www.nofieiman.com)
, yaitu :
1. Electronic
Markets (Ems)
Ems
adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
melakukan atau menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli
dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian
lain, Ems adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan
fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi
tentang harga dan produk yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas Ems bagi pelanggan
adalah terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan bagi
penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang
ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.
2. Electronic
Data Interchange (EDI)
EDI
adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi regular
yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara
formal, EDI didefinisikan oleh International Data Exchange Association (IDEA)
sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disetujui,
yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer lain dengan
menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaannya, biasanya
digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan bisnis dagang dengan
para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi
perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara
langsung dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain tanpa
memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari penundaan, kesalahan yang
tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan
dalam menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya,
mengurangi kesalahan, memperoleh respon yang cepat dan akurat serta pembayaran
dapat dilakukan secara elektronik.
3. Internet
Commerce
Internet
Commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti iklan dalam bentuk
penjualan produk dan jasa. Transakasi yang dapat dilakukan di internet antara
lain pemesanan atau pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos
atau sarana lain setelah uang di transfer ke rekening penjual. Penggunaan internet
sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan
antara lain untuk beberapa produk yang tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui
internet, harga lebih murah meningkat membuat situs di internet lebih murah
biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail diberbagai tempat, internet
merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga
yang relatif lebih murah, serta pembelian melalui internet akan diikuti dengan
layanan pengantaran barang sampai ditempat pemesanan.
2.1.1.2 Transaksi Bisnis Tradisional v.s. Transaksi Bisnis melalui E-Commerce
Sebelum
memasuki era digital, tentunya transaksi bisnis atau perdagangan dilakukan
secara tradisional. Tradisional yang dimaksud adalah setiap pembeli harus
mendatangi toko penjual sebelum memutuskan untuk membeli barang atau menikmati
jasa yang diinginkannya. Transaksi ini secara nyata cukup menguntungkan ke dua
belah pihak karena transaksi tersebut telah lama bertahan dalam dunia
perdagangan baik nasional maupun internasional. Namun tidak dapat dipungkiri
apabila transaksi jenis ini menyulitkan perusahaan-perusahaan yang berskala
kecil untuk memasuki pasar internasional. Bagi mereka biaya yang dibutuhkan
untuk memasarkan produknya tentu saja menjadi suatu penghambat yang cukup
signifikan. Transaksi jenis ini pun tidak cukup memberikan kebebasan bagi para
pembeli atau konsumen untuk bertransaksi di luar jam kerja, padahal tidak semua
konsumen mempunyai banyak waktu untuk mengunjungi setiap toko dan membeli
produk atau jasa yang diinginkannya.
Awal
ditemukannya internet ( 1969 ) merupakan awal dari era digitalisasi. Pada
awalnya, internet tidak ditujukan untuk pengembangan dunia perdagangan. Amerika
pada saat itu menggunakan internet untuk kepentingan militernya. Namun, secara
perlahan dunia perdagangan pun terkena imbas dari adanya jaringan komunikasi
yang memungkinkan manusia berinteraksi melalui dunia maya tersebut. Perdagangan
tradisional sedikit demi sedikit mulai mengalami pergeseran walaupun belum
dapat digantikan. Internet memungkinkan orang-orang dan perusahaan-perusahaan
di seluruh dunia untuk saling berkomunikasi satu sama lain secara efektif dan
murah. Seseorang yang memiliki akses ke internet dapat berkomunikasi langsung
dengan seseorang yang lain, membuat informasi yang bermanfaat bagi orang lain,
menemukan informasi-infornasi yang disediakan orang lain, menemukan
informasi-informasi yang disediakan orang lain atau menjual dan membeli produk
tertentu dengan biaya yang minimum. E-Commerce memungkinkan
perusahaan-perusahaan pada berbagai skala untuk memasarkan produknya di pasar
internasional melalui dunia maya (cyberspace) dengan biaya yang terhitung lebih
murah dalam waktu pemasaran 24 jam tanpa henti. E-Commerce pun memungkinkan
terjadinya efisiensi waktu dan keleluasaan bagi para konsumen dalam berbelanja.
Dengan
segala kemampuan yang dimiliki oleh kedua jenis perdagangan tersebut, perdagangan
tetap bergulir sebagai mana mestinya. Kemampuan yang dimiliki kedua melengkapi
dunia perdagangan dalam era digital. Namun, masyarakat dunia khususnya masyarakat
Indonesia harus dipersiapkan dengan sesegera mungkin dalam melengkapi era
digital agar mampu bersaing dengan para pesaing bisnis dalam tingkat internasional.
2.1.1.3 Karakteristik E-commerce
Berbeda
dengan transaksi perdagangan biasa, transakasi E-Commerce memiliki beberapa
karaktekteristik yang sangat khusus ( Nurfransa Wira Sakti, 2001; 35) :
1. Transaksi
tanpa batas
Sebelum
era internet, batas-batas geografis menjadi penghalang suatu perusahaan atau
individu yang ingin go-international. Hanya perusahaan atau individu dengan
modal yang besar dapat memasarkan produknya keluar negeri. Dewasa ini, dengan
internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara
internasional cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di
situs-situs internet tanpa batas waktu (24 jam) dan tentu saja pelanggan dari
seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi online.
2. Transaksi
Anonim
Para
penjual dan pembeli dalam ransaksi melaui internet tidak harus bertemu muka
satu sama lain. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang mengenai
pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia sistem pembayaran yang
ditentukan, biasanya dengan kartu kredit.
3. Produk
digital dan non digital
Produk-produk
digital seperti software komputer, musik dan produk lain yang bersifat digital
dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload secara elektronik.
Dalam perkembangannya, obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi
barang-barang kebutuhan hidup lainnya, seperti komputer, televisi, mesin cuci,
buku, dan sebagainya.
4. Produk
barang tak berwujud
Banyak
perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce dengan menawarkan barang tak
berwujud, seperti data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet.
2.1.1.4 Mekanisme E-Commerce
Transaksi
eletronik antara penjual dan pembeli yang terjadi di dunia maya atau di
internet pada umumnya berlangsung secara paperless transaction, sedangkan
dokumen yang digunakan dalam transaksi tersebut bukanlah paper document melainkan
dokumen elektronik (digital document).
Mekanisme
transaksi elektronik dengan e-commerce dimulai dengan adanya penawaran suatu
produk oleh penjual di suatu website melalui server. Apabila konsumen
memutuskan untuk melakukan pembelian, maka konsumen tersebut akan mengisi order
mail atau shopping chart yang telah disediakan oleh penjual dalam website tersebut.
Bentuk shopping chart ini konsepnya sama seperti kereta belanja dalam pasar
swalayan, namun di internet bentuk shopping chart berupa formulir dalam web
dengan konsep CGI, database dan HTML. Apabila pembeli berminat membatalkan
pembeliannya, barang-barang yang telah dimasukan ke dalam shopping chart dapat
dicancel atau dibatalkan.
Dalam
pembayaran, konsumen harus mengisi form pembelian dan memilih cara pembayaran
yang akan dilakukan kemudian secara langsung perangkat lunak yang berada di
server penjual akan menetapkan transaksi dengan melakukan verifikasi pembelian
dan melakukan otorisasi untuk memindahkan dana dari bank.
Ada
beberapa cara pembayaran yang dapat dipilih oleh konsumen tersebut, antara lain
sebagai berikut :
Kartu Kredit
Cara
pembayaran menggunakan kartu kredit adalah cara yang banyak digunakan oleh
konsumen saat berbelanja melalui e-commerce. Dalam hal ini, setelah konsumen
melakukan pembelian, konsumen akan memasukkan nomor kartu kreditnya yang telah
tersandikan pada form pembelian. Untuk menjaga konsumennya, digunakan tanda
tangan digital atau sertifikat digital agar informasi mengenai kartu kredit
tersebut tidak disalahgunakan oleh penjual karena harus melalui otorisasi dari
pihak ketiga, misalnya bank penerbit.
Electronic Funds Transfer
EFT
adalah mentransfer uang lewat institusi keuangan menggunakan jaringan
telekomunikasi termasuk juga penggunaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Penggunaan
smart card yang hampir sama dengan kartu ATM yang berfungsi sebagai kartu debit
ini juga mulai marak digunakan. Untuk pembayaran di internet, user harus
memiliki smart card reader kemudian alat khusus ini disambungkan ke port serial
di komputer. Pada saat melakukan transaksi, kartu tersebut harus digesekkan ke
alat tersebut sehingga chip yang terdapat di kartu dapat di baca oleh komputer.
Cek Elektronik
Cek
elektronik pun sebenarnya sama seperti cek kertas, mengirimkan pesan ke bank
untuk mengirimkan dana. Namun, dengan cek elektronik konsumen dapat melindungi
diri dari kecurangan-kecurangan yang mungkin muncul dari penyingkapan nomor
rekening oleh orang yang tidak berhak. Dengan protocol Secure Electronic
Transfer (SET), sertifikat digital dapat digunakan untuk otentikasi terhadap
pembayar, bank pembayar dan rekening bank.
Digital Cash
Digital
Cash merupakan sistem yang sesuai untuk melakukan transaksi komersial yang
melibatkan nilai uang dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Pada sistem ini,
nilai uang terbentuk tidak lebih dari untaian bit-bit. Bank dapat mendebit
rekening dengan sejumlah penarikan yang nilainya sama dengan nilai uang
(disebut dengan token) yang digunakan. Bank dapat melakukan validasi
masing-masing token dengan penanda digital (digital stamp) sebelum mentransmisikannya
ke komputer pribadi konsumen. Saat konsumen ingin membelanjakan sejumlah e-cash,
mereka cukup mentransmisikan sejumlah token ke penjual, yang kemudian akan
melakukan verifikasi ke bank dan menarik dananya.
Lembaga-lembaga
pembiayaan seperti Visa dan Mastercard mengembangkan sistem pembayaran dengan Secure
Electronic Transaction (SET). Dengan sistem ini transaksi akan melibatkan CA (Certificate
of Authenticity) dan payment gateway.
Apabila
proses pembayaran tersebut telah diotorisasi, maka proses selanjutnya adalah
pengiriman barang. Cara pengiriman barang tersebut disesuaikan dengan macam
produk yang dipergunakan.
Untuk
produk on line yang berupa software, pembeli diijinkan untuk mendownloadnya. Untuk
produk yang berwujud fisik, pengiriman barang dilakukan sampai di rumah
konsumen. Untuk pembelian jasa, supplier menyediakan jasa untuk melayani
konsumen sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan dalam perjanjian.
2.1. 2 Kepuasan
Pelanggan
Ada
beberapa macam definisi tentang kepuasan pelanggan antara lain :
Menurut
Philip Kotler (1997:42), kepuasan konsumen merupakan perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau
kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-haranpannnya.
Menurut
Richard Olivere (Hussein Umar, 2003:19), kepuasan pelanggan adalah respon
pemenuhan dari konsumen. Kepuasan adalah hasil penelitian dari konsumen bahwa
pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa
lebih atau kurang.
Jadi,
kepuasan konsumen adalah persepsi pelanggan apabila merasakan harapan,
keinginan, dan kebutuhannya terpenuhi setelah mengkonsumsi suatu
produk.konsumen merasakan perasaan puas karena nilai-nilai yang terkandung di
dalam produk tersebut sesuai dengan harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen
tersebut
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan pelanggan menurut Hussein Umar
(2003:19) adalah :
1. Mutu
produk dan pelayanannya
Sebagai
penilaian pelanggan atas manfaat lebih yang dimiliki suatu produk jika
dibandingkan dengan produk merek laindan pelayanan yang diberikan berupa
fasilitas-fasilitas kemudahan yang ditawarkan kepada konsumen.
2. Kegiatan
Penjualan
Meliputi
variabel-variabel pesan sebagai penghasil serangkaian sikap tertentu mengenai
perusahaan, produk dan tingkat kepuasan yang diharapkan pelanggan.
3. Pelayanan
Setelah Penjualan
Terdiri
atas variabel-variabel pelayanan pendukung tertentu seperti garansi serta yang
berkaitan dengan umpan balik seperti penanganan keluhan dan pengembalian uang.
4. Jaminan
Terdiri
atas variabel-variabel jaminan atas serangkaian kegiatan tertentu kemudahan
pelanggan sehubungan dengan kegiatan perusahaan.
2.2. Kajian
Penelitian Sejenis
Untuk
menambah referensi penulisan ilmiah maka penulis melampirkan beberapa penulisan
ilmiah yang sejenis dari peneliti lain, diantaranya :
1. Penelitan
yang ditulis oleh Anggun Kartika
Mundikasih (2006) dengan judul “Analisis Penjualan E-commerce pada PT.
Perdana Citra Komputer Indonesia” menghasilkan analisis yang menyebutkan bahwa
mayoritas konsumen menerima transaksi dengan sistem e-commerce. Tetapi tidak
yakin pada jalannya sistem transaksi dengan e-commerce.
2. Penelitian
yang ditulis oleh Lidya Robahi (2006)
dengan judul “Upaya Peningkatan Penjualan melalui sistem E-Commerce” dengan
hasil analisis yang menyebutkan bahwa perkembangan e-commerce di Indonesia
mengalami hambatan yang cukup berarti terutama pada minat dan kemampuan para
konsumen yang cukup rendah untuk mengadopsi pergerseran sistem pada dunia
perdagangan.
2.3.
ALAT
ANALISIS
Untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap
pelanggan Warnet Farras maka digunakan analisis uji chi square, alasan
pelanggan chi square ialah untuk mengetahui kebenaran dari hasil observasi dari
nilai harapan yang didasarkan hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data
dan juga teori chi square mudah dimengerti kasusnya oleh penulis pada bab
pembahasan.
Uji
chi square merupakan pengujan hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi
sample yang benar-benar terjadi (disebut frekuensi observasi, fo) dan frekuensi
harapan didasarkan atas hipotesis pada setiap kasus/data (disebut frekuensi
harapan, fe).
1.
Distribusi
Chi Square
Ekspresi matematis
tentang didistribusi chi square hanya tergantung pada satu parameter yaitu
derajat kebebasan (d.f). tingkat signifikasi merupakan daerah sisi kanan dari
distribusi chi square lambang X2 .d.f menyatakan nilai berarti
distribusi chi square dengan derajat kebebasan d.f dan memiliki luas sebesar
pada daerah sisi kanan.
2.
Uji
Kecocokan
Dalam uji kecocokan goodness of fit test,
hipotesis nol merupakan suatu ketentuan pola yang diharapkan dari
frekuensi-frekuensi dalam barisan kategori-kategori pola yang diharapkan harus
sesuai dengan asumsi atau anggapan atas kemungkinan yang sama dan bersifat umum
untuk penerimaan hipotesis nol perbedaan antara frekuensi observasi dengan yang
diharapkan harus dapat dilambangkan dengan variabilitas sescara sampling pada
tingkat signifikan yang diinginkan. Dengan demikian uji chi square didasarkan
pada besarnya perbedaan dari masing-masing kategori dalam distribusi frekuensi.
Nilai chi square untuk pengujiannya perbedaan antara pola frekuensi observasi
dan frekuensi harapan adalah :
X2= ∑{(fo-fe)}
Fe
Dimana :
Fe : Frekuensi harapan
Fo : Frekuensi observasi
3. Skala Likert
Adalah suatu skala psikometrik
yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan
skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama
skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang
menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi
pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan
tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu
dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan
format seperti:
1. Sangat
tidak setuju
2. Tidak
setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat
setuju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar